Ada kisah menarik dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim. Bahwa, Khalifah Harun al-Rasyid – kepala negara terbesar Bani Abbasiyah — mengirim anaknya untuk belajar kepada seorang ulama bernama al-Ashmaiy. Tujuannya agar anak Khalifah itu belajar ilmu dan adab.
Suatu saat, Harun al-Rasyid mengunjungi anaknya. Beliau ingin melihat langsung bagaimana proses belajar mengajar sang guru terhadap anaknya. Saat itu melihat dengan mata kepalanya sendiri, anaknya sedang menuangkan air wudhu sang guru yang sedang mencuci kakinya dengan tangannya sendiri. Logikanya berarti adalah ada satu tangan anaknya itu yang ‘menganggur’. Melihat pemandangan seperti itu, Harun al-Rasyid menegur al-Ashmaiy, sambil mengatakan:
“Sungguh, aku mengirim anakku kepadamu agar kamu menjadikan ia berilmu dan beradab. Mengapa kamu tidak menyuruh anakku itu menuangkan air dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi kamu suruh mencuci kakimu?”
*****
Begitulah sebuah kisah indah dalam dunia pendidikan, ketika peradaban Islam berada dalam salah satu tahap kebangkitan. Harun al-Rasyid (763-809 M) adalah kepala negara Bani Abbasiyah terbesar. Ia dikenal sebagai kepala negara yang hebat dan bijak.
Sepenggal kisah hidupnya saat menyuruh anaknya mencuci kaki gurunya menunjukkan pemahamannya yang hebat terhadap pendidikan. Kunci sukses pendidikan menurut Kitab Ta’limul Muta’allim terletak pada tiga sosok: orang tua, guru, dan murid.
Artinya keberhasilan belajar ilmu dan adab seorang anak membutuhkan campur tangan orang tua. Orang tua harus pro aktif, cek dan ricek bagaimana anaknya bersikap pada sang guru. Jika memang dilihatnya ada kekurangan dari sisi adab, segera ditindaklanjutinya. Tindak lanjut tersebut dapat berupa memberikan nasehat kepada sang anak agar lebih beradab ataupun ancaman diberi hukuman jika kurang adab kepada sang guru. Demikian juga ketika ada kekurangan anak dari sisi adab kepada civitas akademika yang lain ataupun kepada mushaf, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan lainnya.
Karena adab inilah faktor terbesar berhasil atau tidaknya pendidikan sang anak pada zaman tersebut. Apalagi pada zaman ini, tentunya.
Abu Abdillah Supardi Al Balikpapani (AASAB), BA, M.Pd
Sekolah Orang Tua